Rabu, 23 September 2009

Hipnoterapi, Atasi Penyakit Psikis

Perkembangan zaman modern secara tidak langsung memberikan tekanan ekstra kepada individu dalam menjalani kehidupan. Hasilnya, sebagian besar masyarakat kini memiliki kecenderungan lebih besar terkena penyakit psikologis. Demikian pemaparan Lucy Santioso, Family Coach dalam diskusi sebuah Radio di Jakarta, baru-baru ini.

Penyakit psikologis yang dimaksud antara lain stress berat, halusinasi, emosi yang tidak stabil hingga keinginan untuk bunuh diri. Macam-macam penyakit tersebut dinilai Lucy umumnya memiliki dampak domino menuju sakit secara fisik. "Orang yang terkena penyakit psikologis macam itu, seperti orang yang sedang bingung. Tidak enak makan, ujung-ujungnya akan mempengaruhi kondisi kesehatan," ujarnya.

Dia mengingatkan, agar setiap individu benar-benar menjaga kestabilan emosinya dengan baik. Cara yang paling sederhana menurut Lucy adalah bercerita kepada seseorang yang dia percaya. Dengan bercerita, individu bisa meringankan beban psikologis yang dia emban sekaligus memperoleh solusinya.

Terapi yang dilakukan Lucy berbasis cerita pasiennya. "Sebelum kita melakukan terapi biasanya saya tanya terlebih dahulu kepada pasien mengenai untuk tujuan apa dia datang. Selebihnya, dia kemudian bercerita tentang masalahnya sendiri," paparnya.

Untuk mendapatkan cerita pasiennya sekalipun pasien tersebut tergolong introvert (prbadi tertutup), Lucy mengaku dengan mudah mendapatkan begitu detail. Bahkan, lanjut Lucy, pasien terkadang tidak menyadari sesuatu yang harusnya tidak diceritakan malah dengan jelas dia paparkan.

"Mendapatkan cerita pasien, bukanlah hal yang sulit. Meski sebenarnya ada teknik tersendiri untuk memancing. Tapi biasanya pasien saya langsung cerita," tukasnya.

Usai memperoleh cerita pasien dan mengetahui tingkat sugesti melalui Davis Husband Scale (sebuah skala untuk menentukan tingkat sugesti pasien). Lucy lantas meminta orang-orang terdekat pasien untuk mendukung menjalani terapi. Sebelumnya, dia juga mengharapkan kepercayaan dari pasien untuk menangani masalahnya.

Teknik Terapi

Kemudian, terapi bisa dimulai. Biasanya, ada dua jenis teknik terapi yang digunakan. Pertama terapi secara sadar dan terapi secara tidak sadar. Untuk terapi sadar, pasien terkondisikan dalam keadaan sadar. Sedangkan untuk terapi tidak sadar, pasien diberikan terapi dalam keadaan tertidur atau berada dialam mimpi.

Teknik yang gunakan sangat tergantung dari tingkat kondisi pasien. Bila pasien dengan tingkat sugesti tinggi maka sebaiknya dilakukan secara tidur. Dengan begitu bisa meruntuhkan dinding ego si pasien dan kemudian diberikan sugesti-sugesti yang baru untuk membuat kondisi pasien jauh lebih baik.

Masa penyembuhan pun tergantung dari dua hal tingkat fokus dan rasa percaya pasien. Semakin tinggi tingkat fokus dan rasa percaya pasien maka terapi akan berlangsung cepat. "Ada pasien saya hanya beberapa kali terapi segera sembuh. Tapi dia akui, cepat atau tidaknya kesembuhan tergantung dari pasien sendiri," tegasnya.

Sebabnya, saat melakukan terapi penyembuhan penyakit psikologis, Lucy terlebih dahulu melihat karakteristik pasien. Tidaklah mungkin baginya mengobati pasien dalam usia pubertas dengan teknik yang sama pada pasien tergolong usia dewasa. "Jelas ada perbedaan. Perbedaan sisi emosi akan mempengaruhi pemberian sugesti kepada pasien," jelasnya.

Pada anak-anak usia TK misalnya, kata dia, hanya perlu memberikan sugesti kepada anak dengan mencampurnya dengan cerita-cerita dongeng."Untuk anak-anak hanya dengan menceritaka dongeng saja sudah cukup," terangnya.

Namun untuk mendapatkan kesembuhan total selama menjalani pengobatan. Lucy hanya menyarankan kepada pasien untuk menjaga emosinya, hindari komunikasi yang memicu emosi dan mininta dukungan berbagai pihak terkait kesembuhan pasien.

Apabila hal itu tidak dilakukan, potensi kambuh terbuka lebar. Karena diungkapkan Lucy, bisa jadi pasien mengkondisikan menjadi orang lain. "Kambuh mungkin sekali. Semua kembali kepada pasien. Tapi saya sendiri mengharapkan pasien tidak kambuh seperti dulu lagi," tukasnya.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengobatan hipnoterapis, kata Lucy, jangan pernah mengabungan dengan terapi lain. Sebagai contoh, saat pasien mengikuti hipnoterapi dia juga mengikuti terapi lain. Bukan tanpa sebab, karena pasien tidak akan mendapatkan pengobatan secara utuh."Bisa-bisa seperti kelinci percobaan," ujarnya.


Efek Samping


Secara umum, pengobatan hipnoterapis bisa dikatakan tanpa efek samping. Artinya, pasien tidak mengenal istilah ketergantungan. Karena menurut Lucy, setiap sesi terapi pasien selalu dibekali solusi-solusi yang harus dipraktekan pasien.

"Setiap terapi, saya memberikan mereka cara untuk menghadapi situasi yang memicu sisi emosional mereka. Jadi, ketika mereka menemukan masalah seperti itu bisa diatasi dengan baik," terangnya.

Akantetapi memang terapi ini,kata Lucy, bukan tanpa resiko. Resiko memang tidak langsung merugikan kesehatan pasien tetapi lebih kepada berlangsungnya kejahatan.

Untuk menjadi terapi seperti Lucy, umum harus melalui tiga pertemuan yang terdiri dari dasar-dasar fundamental terapi, praktik dan instruktur.

Terhitung singkat untuk menjadi seorang terapis hipnotis. Berbeda dengan pengobatan lain yang bisa jadi membutuhkan waktu lama.Tapi dari situlah, potensi penyelewengan untuk kejahatan begitu besar.

"Setelah melalui pendidikan, kami memang menandatangani perjanjian untuk tidak meyalahgunakan pelatihan yang diterima. Tapi sifat manusia kan tidak bisa ditebak," tukasnya yang mendapat sertifikat terapi dari Indonesian Board Hypnothrapy(2002) dan National Guild Of Hypnotherapy (2006).

Maka tak heran, kejahatan dengan modus seperti ini terus berkembang seiring dengan perkembangan terapi hipnotis sendiri. Oleh karena itu, Lucy mengingatkan agar senantiasa menjaga pikiran tetap fokus dan tidak blank. "Sebab, penjahat hanya membutuhkan waktu 4 detik untuk memberikan sugesti kepada calon korbannya," ungkapnya.

Masalah Keluarga

Hipnoterapi tidak hanya menyembuhkan penyakit psikologis pada satu individu saja melainkan bisa pasangan suami istri dan keluarga. Salah satu pasiennya, Ika Puspasari, merupakan individu yang terkena stres berat bahkan halusinasi sebagai akibat akumulasi permasalahan yang menimpa keluarganya.

Penyakit itu diderita Ika usai berhenti bekerja dan hanya mengurusi keluarganya saja. Tak hanya itu, banyak faktor lain yang membuat Ika terserang penyakit psikologis. "Banyak hal yang saya hadapi termasuk masalah dengan suami dan keluarga, lalu kebetulan saya lantas direkomendasikan untuk berobat dengan ibu Lucy," katanya.

Usai menjalani beberapa kali terapi dalam kurun waktu dua bulan setengah, Ika sekarang jauh lebih baik. "Padahal dulu itu berbeda jauh. Seperti orang bingung, semua respon tdak diterima dengan baik," ungkap Lucy.

Lucy pun mewanti-wanti Ika agar tetap menjaga sisi emosinya. Untuk menopang kesembuhan Ika, Lucy pun mengajak suami Ika turut serta dalam terapi. "Baru kemarin suami ika ikutan terapi," tegasnya.

Ika berani menjamin, dengan mengabungkan beberapa teknik, sekitar 80% pasiennya sembuh."Yang 20%nya kan tergantung yang diatas," tukasnya. Untuk mendapatkan jasa Lucy, pasien hanya dikenakan bayaran 100 ribu per sesi terapi. Lucy juga menerima terapi melalui telepon tanpa dipungut biaya sepeser pun. (cr2/rin)

Alamat Praktek Lucy Santioso: Kompleks PTB Duren Sawit Blok F XI/10, Klender Jakarta Timur
Telepon : (021) 8632909 atau 27070774

- 3 September 2009


Sumber :

http://www.republika.co.id/berita/73793/Hipnoterapi_Atasi_Penyakit_Psikis

23 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar